Karapan Sapi Merupakan Konten Positif
Karapan Sapi menjadi obrolan tentang Madura yang ke dua pada HUT ke 2 Plat-M.
Plat-M sengaja mengangkat konten positif tentang Madura, karena ingin
menduniakan Madura melalui konten positif yang ada di Madura ini. Salah
satunya adalah Karapan Sapi. Mengapa memilih Karapan
Sapi? karena Karapan Sapi merupakan salah satu konten positif yang ada
di pulau Madura. Madura mulai dari dulu hanya dikenal dengan Carok dan
kekerasan orangnya, akan tetapi dari segi yang lainnya misalnya wisata
kuliner, tempat wisata, ataupun kebudayaan dan tradisinya Madura kurang
dikenal. Nah dari segi inilah aku tertarik untuk mengangkat judul “Karapan Sapi Menduniakan Madura“, agar Madura lebih dikenal oleh masyarakat luas baik didalam maupun diluar negeri.
Silsilah Karapan Sapi
Karapan Sapi disini
bukanlah hanya sebuah tradisi yang dilaksanakan secara turun-temurun,
melainkan sebuah kebanggaan bagi masyarakat Madura itu sendiri. Sehingga
bisa mengangkat derajat dan martabat masyarakat madura. Menurut bapak Hidrocin Sabarudin sebagai Budayawan Madura, yakni selaku pemateri di acara HUT ke 2 Plat-M kemarin menyatakan bahwa Karapan Sapi
pertama kali diperkenalkan oleh pangeran Katandur yang berasal dari
sebuah pulau kecil yang ada di Madura. Pulau tersebut bernama pulau
Sapudi, pulau ini terletak di kabupaten Sumenep. Pada awalnya pangeran
Katandur hanya ingin menggunakan tenaga sapi untuk membajak sawah,
karena tanah sawah yang ada di pulau itu gersang dan tidak subur. Maka
dari itulah Pangeran katandur berencana untuk mengolah tanah persawahan
tersebut agar bisa dibuat untuk bercocok tanam. Setelah beberapa lama
kemudian karena dirasakan manfaat dari penggunaan sapi ini, maka setiap
kali panen sukses dan panen melimpah ruah masyarakatpun ikut serta
didalam bercocok tanam tersebut dengan bantuan sepasang sapi didalam
mengolah tanah aga bisa ditanami.
Awal Mula Karapan Sapi
Setiap kali panen tiba dan banyak sekali
masyarakat yang bergembira atas keberhasilan panen mereka, maka
diadakanlah lomba balapan sapi disawah yang telah dipanen tersebut.
Tujuannya hanya untuk menghibur masyarakat saja. Pada pelaksanaannyapun
hanya disawah yang becek dan berlumpur. Pada waktu itu lomba balapan
sapi hanya diiringi dengan teriakan dari mulut serta pukulan atau
kepakan dari telapak tangan sang pengemudi yang mengarah ke pantat atau
bokong sapi. Seiring dengan berjalannya waktu, balapan sapi berganti
nama dengan Karapan Sapi. Karapan atau kerapan berasal
dari kata kerap atau kirap yang artinya adalah berangkat dan dilepas
secara bersamaan dan dalam bahasa arab adalah kirabah yang artinya
persahabatan. Nah dari sinilah karapan sapi mulai dikenal dan diketahui
oleh masyarakat di Madura.
Karapan Sapi itu Sendiri
Karapan sapi merupakan
nama lain dari lomba balapan sapi. Biasanya dalam sepasang sapi yang
akan diperlombakan terdapat 2 sapi, yakni sapi sebelah kanan dan sapi
sebelah kiri. Untuk yang sebelah kanan biasanya disebut Pangluar, dan
untuk yang sebelah kiri biasanya disebut dengan Pangdalam. Karapan sapi
itu sendiri adalah lomba mengadu sepasang sapi yang satu dengan yang
lainnya menggunakan kaleles. Kaleles adalah tempat atau alat yang
digunakan oleh seorang joki karapan sapi untuk menaiki sepasang sapi
karapan ini dan untuk menyatukan sapi ini menggunakan pangonong yang
dipasang di punggung kedua sapi, sehingga kedua sapi ini bisa menjadi
satu dan searah. Pada intinya, kaleles dan pangonong itu tersambung
menjadi satu dan kemudian dipasang pada 2 ekor sapi karapan itu.
Untuk jarak dan lintasan dari perlombaan
pacuan tradisional ini pada umumnya panjangnya sekitar 100 sampai 150
meter dengan lama pacuan sekitar 10 sampai 15 detik, karena kecepatan
dan ketangkasan dari lari sapi itu yang sangat liar. Pelaksanaan karapan
sapi biasanya diiringi dengan upacara khusus oleh para pemilik sapi
karapan sebelum perlombaannya dimulai. Biasanya sebelum perlombaan
berlangsung, setiap pasangan sapi karapan akan diarak mengelilingi arena
Karapan Sapi dan diiringi dengan alat musik yang bernama Seronenan (Musik tradisional khas Madura).
Berbagai Macam Karapan Sapi
Dipulau Madura ini terdapat beberapa macam perlombaan Karapan Sapi,
diantaranya adalah: Karapan Sapi Kecil atau biasanya sering disebut
dengan Karapan Sapi Kene’, Karapan Sapi jenis ini biasanya diadakan di
tingkat kecamatan dan pemenang dari lomba tingkat ini bia mengikuti
Karapan Sapi Besar. Selanjutnya ada Karapan Sapi Besar atau yang sering
disebut Karapan Sapi Raja atau kerap Gubeng, Karapan Sapi jenis ini
biasanya juga disebut dengan Karapan Negara dan biasanya diadakan di
ibukota kabupaten dan peserta dari Karapan Sapi jenis ini adalah
pemenang dari tingkat sebelumnya. Kemudian Karapan Sapi Undangan atau
yang sering disebut dengan Karapan Sapi Onjengan, Karapan Sapi Jenis ini
diikuti oleh peserta yang diundang, baik dari dalam maupun dari luar
kabupaten. Berikutnya adalah Karapan Sapi tingkat Karesidenan, Karapan
Sapi jenis ini biasanya diikuti oleh para pemenang dari empat kabupaten
yang ada di Pulau Madura. Karapan Sapi ini adalah acara Puncak yang
biasanya diadakan dikota Pamekasan untuk mengakhiri musim karapan sapi,
disini memperebutkan Piala Presiden. Dan yang terakhir adalah Karapan
Sapi Latihan atau yang sering disebut dengan Jher-Ajheren, Karapan Sapi
jenis ini biasanya tidak tentu pelaksanaannya dan biasanya diadakan
sesuai dengan kesepakatan antar pemiliknya atau sesuai dengan para
pelatih sapi Karapan tersebut.
Pihak yang Terlibat dalam Karapan Sapi
Karapan Sapi merupakan
salah satu jenis perlombaan yang melibatkan berbagai pihak didalamnya,
pihak-pihak yang dimaksud adalah orang yang ikutn mensukseskan Karapan
Sapi. Orang-orang yang dimaksud adalah: Ada orang yang mengendalikan
Sapi Karapan pada saat perlombaan, biasanya disebut dengan tukang
Tongko’. Kedua adalah orang yang menggertak atau berteriak-teriak kepada
sapi agar pada saat dilepas maka sapinya akan berlari cepat dan
kencang, biasanya disebut dengan tukang Gettak. Selanjutnya orang yang
bertugas untuk menarik dan menuntun sapi karapan agar patuh dan mau
terhadap perintah pelatih, biasanya disebut dengan tukang Tonja. dan
yang terakhir adalah orang-orang yang bertugas sebagai suporter bagi
sapi-sapi yang didukungnya, biasanya disebut dengan tukang Gubra.
Tempat dan Pelaksanaan Karapan Sapi
Karapan sapi dimulai
dengan upacara sebelum memulai perlombaan, dengan diiringi musik
tradisional khas pulau Madura yakni Seronenan. Setelah selesai Upacara,
maka saatnyalah perlombaan Karapan Sapi dimulai. Dua pasang sapi dilepas
diarena pacuan sapi karapan, sapi-sapi tersebut berpacu dengan
kecepatan yang sangat tinggi karena disemangati oleh seorang joki yang
menungganginya. Sapi-sapi tersebut melaju sampai garis finish dan tak
lupa pula sang joki menghentikan laju dari sapi-sapi yang ditungganginya
dengan cara meloncat ke punggung dari sapi tersebut. Tujuannya agar
tidak menabrak para penonton yang ada di sekitar garis finish. Sedangkan
ditepi arena, dibatasi dengan pagar yang terbuat dari bambu. Para
penonton menyaksikan perlombaan ini dari pinggir arena, tepatnya dibalik
pagar yang terbuat dari bambu itu. Teriakan dan gemuruh dari para
penonton yang menyaksikan disamping arena membuat suasana perlombaan
menjadi semakin seru dan meriah. Apalagi ketika sapi karapan telah
sampai di garis finish, maka riuh dan gemuruh dari penonton tambah
menggubrak arena. Karapan Sapi biasanya diadakan dilapangan terbuka yang
terdapat di tiap-tiap kota kabupaten di pulau Madura. Yakni di
Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep.
Keuntungan dan Nilai Kebudayaan dari Karapan Sapi
Karapan sapi telah
menjadi sebuah identitas serta merupakan simbol dari keperkasaan pulau
Madura. Dari segi pariwisata, Karapan Sapi merupakan pemasok utama untuk
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Karena dari sektor
inilah para Wisatawan Mancanegara (Luar Negeri) dan Wisatawan Domestik
(Dalam Negeri) berkunjung ke pulau Madura untuk menyaksikan kelincahan,
keperkasaan, dan kecepatan dari laju sapi karapan itu. Serta sekaligus
melihat keberanian, kelihaian, dan kepiawaian dari para joki yang sedang
mengendalikan sapi tunggangannya.
Karapan Sapi ini
mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan didalam
menjalani kehidupan ini. Banyak sekali nilai-nilai yang dapat diambil
didalamnya. Diantaranya adalah nilai kerja keras, dari nilai ini
menunjukkan adanya Kerja Keras dari seorang pelatih didalam proses
pelatihan sapi karapan sehingga menjadikan sapi kuat dan tangkas.
Selanjutnya adalah nilai Kerjasama, dari nilai ini sudah dapat diketahui
adanya kerjasama antara peserta lomba dengan para pendukung atau
suporter. Berikutnya adalah Nilai persaingan, dari nilai ini sudah dapat
diketahui adanya persaingan antar peserta ketika perlombaan sudah
dimulai. Masing-masing peserta berusaha agar sapinya dapat menjadi juara
atau pemenang. Nilai yang selanjutnya adalah nilai ketertiban, dari
nilai ini tidak hanya ditunjukkan oleh para peserta lomba saja, akan
tetapi juga para penonton yang menyaksikan perlombaan Karapan Sapi ini.
Dan yang terakhir adalah nilai sportivitas, dari nilai ini bukan hanya
pada saat perlombaan Karapan Sapi berlangsung akan tetapi pada saat
kalahpun harus menerima dengan lapang dada.
Menduniakan Madura melalui Karapan Sapi
Karapan Sapi adalah
salah satu konten positif yang bisa menduniakan Madura. Banyak sekali
nilai-nilai positif yang dapat diambil dan dapat dibuat pelajaran bagi
para sobat blogger yang lainnya. Karapan Sapi merupakan
salah satu kebudayaan yang berada di pulau Madura, Provinsi Jawa Timur.
Kebudayaan ini perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak punah ditelan
waktu. Mengapa aku membuat judul “Karapan Sapi Menduniakan Madura”?
karena dari kebudayaan inilah mudah-mudahan Madura bisa lebih dikenal
dan lebih familiar bagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar